8.3.09

Reuni Keluarga

Minggu ini sebenarnya seluruh rakyat indonesia sedang menjalani yang namanya long weekend. hari senin yang biasa menjadi hari awal dari setiap minggu, libur. karena itu banyak orang yang memanfaatkannya untuk berlibur, pulang kampung, ke luar kota, ke tempat wisata, mengunjungi saudara, atau sekedar menghabiskan waktu di rumah bersama keluarga.

Apa yang aku lakukan cukup berbeda dengan orang kebanyakan. Hari minggu ini aku harus menghadiri pelatihan yang diselenggarakan oleh institusi tempatku bekerja. alih-alih refreshing atau shopping, aku malah bersenang-senang dengan materi training :)
tapi aku tidak sendiri, tentunya teman2 satu kantor juga terlibat kegiatan yang sama. kakak ku yang bekerja di bidang kesehatan juga tidak memanfaatkan long weekend kali ini. rencananya untuk menghadiri reuni teman2 kampus batal dan bubar. alih-alih bertemu kangen dengan teman2 jaman kuliah, dia harus sibuk berjibaku dengan tugas sebagai panitia pelatihan dokter keluarga indonesia.

Di rumah, sudah dijadwalkan akan ada reuni keluarga. meski tidak melibatkan seluruh keluarga besar dari uyut, nenek, kakek, uwa, paman, bibi, sepupu, cucu, sampai cicit, tetapi acara ini tetap saja penting. karena tidak setiap hari keluarga besar bisa berkumpul dalam satu atap.
dengan alasan profesionalisme dan dengan gengsi supaya terlihat seperti orang sibuk, aku memutuskan untuk tetap menghadiri training. lagipula training dimulai lebih pagi, pukul 8 dan akan berakhir pukul 14, sedangkan reuni kelurga akan dimulai pada saat jam makan siang. jadi aku bisa menghadiri dua acara itu meski harus terlambat datang ke reuni keluarga.

Rencana berjalan dengan baik. aku mengikuti pelatihan sampa selesai, kemudian pulang dan mengikuti reuni keluarga meskipun acara makan siangnya sudah usai. tapi bukan masalah karena aku sudah makan siang di kantor. dan yang penting bukan acara makan siang bersama, tetapi bincang2 keluarga setelah makan selesai.

Ternyata begitu banyak wajah yang tidak ku kenal, padahal di kepala mereka dan di kepalaku jelas2 ada label "KELUARGA". inilah yang terjadi kalau keluarga hanya sekedar label. kami menjadi keluarga karena pertalian darah, kami ini keluarga meski untuk merunut silsilahnya memerlukan pohon yang banyak cabangnya (familiy tree). tetapi karena jarangnya pertemuan, dan sedikitnya keterlibatan dalam hal yang sama kami tidak saling mengenal.

Hal itu tidak mengherankan dan masih bisa diterima akal sehat. kami memang keluarga, tetapi kami tinggal di tempat yang berjauhan, kami bekerja di ladang yang berbeda, kami bahkan lebih sering berhubungan dengan tetangga, rekan kerja, atau sahabat masing2 yang sudah kami anggap sebagai keluarga.

Reuni keluarga, sebuah pertemuan singkat tetapi bermakna. meski harus kuakui ini tidak terlalu efektif. jujur aku tidak dapat mengingat setiap orang yang merupakan keluargaku itu. jadi kalau suatu hari kami bertemu di pasar, di sekolah, di rumah sakit, atau di manapun, aku tidak ingin disalahkan karena tidak menyapa mereka. masalahnya pasti hanya satu. AKU LUPA bahwa mereka adalah KELUARGAKU.

Di kepalaku aku lebih mengingat sahabat2ku, tetanggaku, rekan2 kerjaku, siswa dan siswi ku, tukang baso, tukang beca, tukang sate, tukang jamu, bibi jamblang, mamang tahu, mamang sayur, pak roti, mba sate, mas koran, bapak sampah, dan hansip. bagiku mereka juga keluargaku. meski kami bergantungan di pohon yang berbeda (family tree).

Jadi apa sebernarnya yang disebut sebagai keluarga? mungkin akan lebih menyenangkan kalau kita jawab sendiri tanpa harus aku tuliskan ;)

No comments:

Post a Comment