30.3.09

multitasking

Di tengah jaman yang serba hiruk pikuk, semua orang dituntut untuk bekerja cepat. bahkan kalau bisa menyelesaikan 2-3 pekerjaan sekaligus. karena itu, individu yang punya bakat mumpuni untuk melakukan multitasking pasti laku keras. mereka adalah orang2 luar biasa yang bisa menjaga efektifitas diri dan kualitas karya.

Tapi apa jadinya kalau multitasking diterapkan pada posisi yang salah oleh orang yang salah. aku sendiri merasa bukan tipe yang bisa melakukan multitasking. ketika mengajar, aku cenderung meninggalkan HP di kantor karena tidak mau terganggu oleh dering telpon atau sms. aku juga hanya bisa membantu, menjawab pertanyaan, dan memeriksa pekerjaan siswa one by one, meski memakan waktu, tapi lebih baik daripada semua berantakan karena maksa multitasking tanpa kemampuan.

Kembali pada penerapan multitasking yang salah. berdasarkan pengamatan di kelas. entah karena siswa sudah pintar, atau mereka memang benar2 sibuk, atau karena metode pangajaranku yang membosankan, sering kali aku menemukan siswa yang melakukan multitasking tidak pada tempatnya. pada saat aku menerangkan pelajaran atau membahas soal2 ada saja siswa yang bercengkrama dengan teman, dengan cermin, dengan HP mereka, menerima/mengirim sms, facebooking, hingga browsing.

Kejadian ini sangat tidak nyaman di hati, sebagai guru aku merasa diabaikan. rasa ini akan sedikit lebih baik jika siswa yang sibuk dengan multitasking itu bisa mengikuti pelajaran dan bisa menjawab pertanyaan yang aku ajukan, tapi hatiku semakin tidak nyaman ketika para siswa multitasking itu sebenarnya tidak memiliki kemampuan untuk multitasking. ya, mereka hanya berkonsentrasi pada aktivitas masing2 dan mengabaikan pelajaran. akibatnya ketika ditanya tentang materi yang sedang diberikan, mereka hanya bisa mlongo, bengong, berkata HAH?? apa BU? atau cengar cengir ga jelas sambil minta maaf.

Kesal? tentu saja. aku kesal dengan mereka yang tidak bisa mengenali bakat alamiah mereka, bahwa multitasking tidak tercantum di dalamnya. seharusnya mereka mau meluangkan waktu untuk fokus pada pelajaran, karena memang itu saatnya untuk fokus. toh, dengan berfokus, mereka tidak akan kehilangan, malah mendapatkan lebih. dengan berfokus mereka mendapatkan ilmu, dengan fokus mereka sudah bersyukur atas rahmat TUHAN yang sudah memberikan mereka kesempatan untuk belajar di sekolah yang baik, dengan fasilitas yang baik, jauh lebih baik dari anak2 laskar pelangi.

Multitasking is a gift. jadi tidak semua orang bisa melakukannya disaat yang tepat, untuk pekerjaan yang tepat. alih2 memanfaatkan waktu untuk efektifitas dan produktifitas, multitasking yang salah bisa membuat orang lain merasa terabaikan, bisa juga membuat tugas terlalaikan karena tidak dikerjakan secara maksimal dan terfokus.

contoh multi tasking yang salah: (selain yang sudah aku keluhkan di atas)
  1. makan sambil nonton tv; kita ga sadar berapa banyak kalori yang masuk karena fokus ke acara tv.
  2. dengerin curhatan temen sambil baca buku or nonton tv; yang ada temen malah ngloyor pergi dengan kecewa karena kita ga fokus n ga kasih perhatian yang tulus.
  3. masak sambil ngrumpi; kebanyakan ngrumpi masakan jadi gosong deh :)
  4. ngoreksi ulangan sambil ngobrol; terlalu asik ngobrol malah ga kelar2 ngoreksinya.
  5. nyetir sambil telpon or SMS-an; yakin deh, klo bukan kita yang celaka pasti orang lain yang celaka.
  6. masih banyak yang lainnya, ayo kita ingat2 bersama, berapa banyak uneffective multitasking yang pernah kita lakukan !!!!

Kapankah saat yang tepat untuk multitasking? semoga kita cukup bijak untuk menjawab pertanyaan ini :)



No comments:

Post a Comment