Beberapa acara outdoor terlihat sepi pengunjung. Warung warung tenda dipinggir jalan bersaing menarik pengunjung yang hanya hitungan jari.
Aku bergegas ingin pulang. Memacu mobilku menembus genangan air dan guyuran hujan. Hujan begitu lebat, hingga aku harus membatasi kecepatan karena jarak pandang yang terbatas.
Lalu lintas cukup padat. Tapi kupikir orang orang lebih banyak yang berjalan pulang daripada yang berniat pergi.
Tak ada tempat berlindung yang lebih hangat selain rumah dan cinta keluarga.
Lagu james blunt mengalun merdu dari radio, menambah suasana dingin dalam mobil karena aku memvisualkan video klipnya.
Aku semakin rindu rumah yang hangat.
Sudah terbayang coklat panas dan kue lumpur di atas meja makan yang disiapkan ibu untukku.
Lampu menyala merah saat aku tiba di perempatan. Beberapa anak yang kuyup menengadahkan tangan meminta sedekah. Aku enggan membuka kaca. Aku hiraukan mereka sambil terus mengingat adegan james blunt duduk di salju tanpa baju. Brrrrrr.......dingin.
Lampu hapeku berkedip, kulirik waktu di traffic light, masih 30 detik. Ku sempatkan untuk membaca sms yang masuk.
"Hi...selamat tahun baru, semoga semua resolusi tahun ini terwujud...."
hmmm...
Satu lagi ucapan selamat tahun baru dari teman kuliah.
Tak ku balas sms itu. Lampu sudah berubah hijau, aku harus melanjutkan mengemudi.Genangan air menutupi beberapa lubang jalanan, mobilkupun terpaksa melewatinya.
Hampir setiap hari aku melewati jalanan yang sama, dua kali. Kondisi jalan terkadang baik, terkadang buruk. Dan untuk tahun yang baru, aku berharap semua jalanan mulus untuk dilalui.
Sekarang lagu yang terdengar adalah a new day has come.
Ahh.. Benar benar cocok untuk menyambut tahun baru.
Sebenarnya kalau dipikir lagi, apa artinya tahun baru. Hanya perayaan bergantinya hari? Bergantinya angka? Bagaimana jika jam dirumah mu mati? Apakah kau tahu bahwa hari sudah berganti? Bahwa satu tahun sudah berlalu?
Mengapa begitu banyak orang sibuk merangkai resolusi? Mengapa akupun turut sibuk membuat resolusi?
Ada berapa banyak resolusi yang telah ku buat? Adakah yang tercapai?
Pikiranku melayang pada tumpukan laporan diatas meja kerjaku. Tumpukan makalah para mahasiswaku. Semuanya belum selesai aku periksa.
Proposal kerjasama yang belum sempat aku ketik ulang. Usulan short term course ke singapore yang baru setengahnya. Daftar belanja bulanan yang dipesan ibu.
Resolusi? Resolusi apa yang akan aku buat?
Semuanya kemungkinan besar akan bertengger di agenda tahunan yang berdebu.
Beberapa detik pikiranku teralihkan dan aku kehilangan konsentrasi. Mobilku mengarah pada lubang jalanan yang cukup besar. Aku berusaha untuk menghindar tapi malah menabrak pembatas jalan.
Sial..!!!!
Bemper depan mobilku penyok. Aku berhenti.
Aku berhenti berpikir. Aku berhenti mengemudi. Aku meminggirkan mobilku.
Ingin rasanya turun. Membiarkan hujan membasahi kepalaku dan seluruh tubuhku. Ingin rasanya membiarkan air hujan mengalir, menghapuskan semua keburukanku di tahun lalu. Menghanyutkan ketidakwarasanku. Menyapu semua kebencian, putus asa, dan rasa bersalahku. Menghilangkan semua noda kebohonganku.
Tapi semua itu tak akan mungkin. Jika hujan menghapus semua keburukanku, maka kebaikanku pun akan ikut terhapus.
Jika hujan menghanyutkan ketidakwarasanku, maka kewarasanku pun akan ikut hanyut. Jika hujan menyapu semua rasa, maka aku akan kehilangan cinta, kasih, dan sayang dalam hatiku. Jika hujan menghilangkan kebohonganku, maka kejujurankupun akan ikut hilang.
Aku menyalakan lampu emergency, mengambil payung, lalu melangkah keluar. Kerusakannya tidak terlalu parah.
Sudahlah, aku sebaiknya meneruskan perjalanan pulang. Aku tidak mau membuat ibu khawatir.
Aku tetaplah aku, betapapun tahun berganti baru.
Aku dengan semua kewarasan dan kegilaan ku, dengan semua rasaku, dengan semua bohong dan jujur ku, dengan semua benar dan salah ku.
Tapi setidaknya, aku jadi punya resolusi untuk tahun baru.
Mengganti bemper mobilku :)
selamat tahun baru tahun 2020 kawans......
Hahahaha