aku adalah penyuka hujan. aku suka bermain dengan hujan. terutama waktu kecil dulu. sengaja pulang sekolah dengan berhujan ria, padahal ibu sudah repot menjemput :)
buku basah, baju basah, tas basah, tak jadi masalah selama aku bisa menikmati belaian hujan di kulitku.
hujan juga penunjang adegan romantis. sebagai penyuka hollywood dan bollywood entah sudah berapa ratus film yang menampilkan adegan dengan hujan sebagai setting pendukung cerita.
adegan ketika anjali berlari dalam hujan dan petir saat tahu rahul mencintai tina. atau adegan saat mr.darcy dan elizabeth berteduh dari hujan dan berdialog tentang cinta. atau adegan video kilp vidi aldiano yang menggambarkan betapa menyesalnya dia karena cemburu yang menguras hati. adalah salah tiga dari ribuan adegan dalam hujan.
kayaknya kurang sedih kalo ga ada hujan. kayaknya kurang romantis kalo ga dibawah guyuran hujan. kayaknya kurang serem kalo setan hujan-hujanan ...lho????
lihatlah berapa banyak karya sastra yang terilhami oleh hujan. sebuah puisi karya rendra, sebuah lagu karya coldplay, dan sebuah nama yang disandang oleh bintang terkenal korea.
hujan dengan semua misterinya, dengan semua kharismanya, dengan semua pesonanya, dengan rintiknya yang bagai selendang perak menyelimuti bumi memang memiliki makna yang dalam.
tapi hari ini, hujan turun begitu deras dan jauh dari kesan romatis. dan pada akhirnya membuat sebagian tetanggaku harus mengepel rumah karena air hujan yang turun melebihi daya tampung dan menjelajah ke ruang tamu. sungguh hujan yang tak diundang.
dengan menyusutnya daerah resapan air, hujan yang turun dengan deras dalam waktu yang cukup lama, menjadi ancaman tersendiri. hujan tidak lagi membawa hati pada melodi cinta, tapi pada melodi waspada kalau-kalau debit air telah melebihi kapasitas.
dulu hujan bisa turun sederas dan selama yang Tuhan mau, dan kami tetap merasakan romantismenya. karena hujan akan berpelukan mesra dengan sawah dan perkebunan tebu dan lapangan bola yang akan menyerap airnya sehingga tidak memasuki ruang tamu rumah.
sekarang saat sebagian besar sawah menjadi jalan tol, dan seluruh perkebunan tebu berubah menjadi perumahan tipe sederhana, sehingga hanya menyisakan lapangan bola, air hujan tidak lagi bisa ditampung, tidak ada lagi tanah-tanah yang bersedia merengkuhnya sehingga air mengalir deras menuju rumah.
sebentar air akan memenuhi selokan yang penuh sampah, lalu merangsek memenuhi teras, dan dengan pelan air masuk ke dalam rumah membawa serta rasa cemas dan sampah-sampah plastik.
tapi aku tetap suka hujan. aku tetap cinta hujan. dan dengan sedikit keberuntungan dan kegilaan aku akan bisa menikmati belaian hujan dikulit. dengan alasan mengecek debit air di selokan, dengan alasan lupa membawa payung, aku yang sudah menjadi seorang ibu guru tetap bisa berhujan-hujanan ria dengan tatapan aneh para tetangga :)
aku cinta hujan, karena cinta tak berkelamin dan hujan tak berkelamin.
xoxo
-dwizan-
No comments:
Post a Comment