aku posting ini bukan gara-gara lagi marah terus ga punya tempat pelampiasan. tapi karena pengen aja :)
eits....pembaca dilarang protes apalagi marah-marah. kan sesuai judul.
tapi mau jujur sih....
tadi pas pulang kerja saat sore menjelang maghrib, aku emang sempet kesel and marah-marah sama bikers yang sok aksi dijalanan.
kondisi lalu lintas yang padat, udara sore yang pengap dan penuh polusi, ditambah badan dan pikiran yang capek jadi faktor yang bisa dijadikan pembenaran alasan kemarahan.
padahal, marah-marah sering kali ga bisa menyelesaikan masalah. mungkin malah menambah masalah kalau kemarahan kita tidak tepat.
jadi gimana ya biar bisa marah dengan tepat? marah yang produktif?
ah, aku juga bukan ahlinya dalam hal marah memarahi atau dimarahi.
tapi aku punya beberapa pengalaman tentang marah, memarahi dan dimarahi.
lengkapnya adalah sebagai berikut:
1. ini cerita tentang kakak perempuan ayah yang biasa aku panggil emak. beliau berusia lebih 70 tahun. status beliau sebagia nenek yang rewel sudah terkenal di kalangan cucu-cucunya dan cucu tetangga. suatu saat waktu aku main ke rumah emak, beliau sedang melancarkan aksi marah sambil ngomel-ngomel ke salah dua cucunya. lagi serius adegan perang dunia krucil, si cucu yang sadar sedang dimarahi malah nyletuk... "mak kok marah-marah mulu? kan bosen..capek dengernya"
si emak yang lagi serius marah, dengan entengnya menjawab "ya iyalah marah-marah, mumpung masih idup!!! klo dah mati kan ga bisa marah lagi!!!!"
2. cerita kedua berasal dari seorang rekan guru yang bercerita tentang kelakuan tetangganya. suatu hari, sang ibu tetangga memarahi anaknya yang buannnn..del bangetttt...di depan tetangga yang lain, termasuk ibu guru yang jadi temanku. ditengah-tengah kemarahan, si ibu membandingkan nasib anaknya dengan nasib anak tetangga yang sudah menjadi piatu alias ditinggal mati sang ibu.
"Ben, kamu tuh mustinya bersyukur masih punya mama, makanya jangan bikin mama kesel terus, marah-marah terus. klo mama udah meninggal kayak mamanya Heru, kamu pasti sedih!!!"
Si anak yang diharapkan bakal bertobat dan minta maaf kepada ibunya, malah menjawab sambil ngloyor pergi.. "enak jadi heru dong mah, kan ga punya mama, jadi ga ada yang ngomelin lagi."
3. cerita yang ketiga ini aku sadur dari sebuah buku kumpulan cerita terkenal yang kalau di bahasa indonesiakan judulnya jadi sop ayam. salah satu bagian buku menceritakan tentang istri yang marah-marah dan kesal karena suaminya tidak bisa dan tidak mau membantu pekerjaan rumah tangga yang jumlahnya seabrek-abrek. karena kesal dengan tingkah suaminya yang layah leyeh sementara si istri melakukan semua pekerjaan dari ngepel, nyuci, masak, nyetrika, mandiin anak, sampe potong rumput dan rambut tetangga, sang istri bercerita dengan nada yang sangat kesal..."Ted, you know our neighbor Bob? He always helps Nancy to do the housechores and he's kindda good at it. So if one day Nancy leaves home or die, Bob will be able to survive the house and the kids. i just wonder Ted, what would you do if one day i leave this house or die? since you cannot do any of the chores. i bet you'll never be able to survive"
dan sang suami yang bernama Ted, menjawab tanpa berpaling dari koran yang sedang dibacanya.. ...."well, i simply need to move to Bob's house then."
So,...
masih mau marah-marah kah???????
-dwizan-
No comments:
Post a Comment