17.8.10

7 hari

bulan ramadhan sudah melewati hari ke tujuh. 
banyak hal yag terjadi saat melewati hari demi harinya.
apa makna bulan ramadhan? apakah aku termasuk yang berhasil atau yang gagal dalam menjalaninya.
pasti ada rahasia dan hikmah yang begitu besar sehingga Allah menjadikan bulan in begitu istimewa. 
di dalamnya terdapat malam seribu bulan.

dalam menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan kita dituntut untuk menahan nafsu. nafsu makan, nafsu jiwa, dan nafsu lainnya.
tapi banyak yang terjadi adalah kita malah menumpuk nafsu.
contoh yang sederhana adalah omset penjualan makanan yang meningkat selama ramadhan, bahkan sampai 60 persen.
di tepi jalan berderet pedagang makanan dadakan, dan sejauh pengamatanku setiap pedagang pasti dikerubuti pembeli.
jadi sebenarnya sejak waktu imsak kita sudah menumpuk nafsu makan untuk dilampiaskan saat berbuka nanti.
beberapa ibu rumah tangga yang aku kenalpun mengeluh tentang pengeluaran selama ramadhan yang membengkak dibanding hari biasa. karena berbuka puasa dijadikan alasan untuk menyantap makanan istimewa yang jelas harganya lebih mahal dari menu sehari-hari.
hmmmm....

kemudian kita juga diperintahkan untuk menahan nafsu jiwa. kita diharuskan untuk berbaik sangka, berkasih sayang terhadap sesama, menghindarkan diri dari bergosip, menghindarkan diri dari tutur kata yang menyakiti saudara.
tapi ketika maghrib tiba, kita seolah terbebas dari belenggu dan melampiaskan semuanya. bahkan sebelum maghrib kita sudah memenuhi mulut dan pikiran dengan gosip dan cela.
jadi apa makna ramadhan bagi kita, ketika kita gagal total mengendalikan diri. 
ketika yang kita dapat dari puasa kita hanyalah lapar dan dahaga.
hmmmm....

berpuasa adalah silent devotion. bukan hingar bingar perayaan yang diisi dengan kemeriahan buka bersama, kemeriahan taraweh di masjid, atau kemeriahan tabligh akbar.

ah...sok bijak ya????
betapapun yang aku tuliskan di atas bukan untuk menggurui atau menghakimi. 
semua kata adalah pengingat untuk diri sendiri agar bisa beribadah dengan baik, dengan tulus ikhlas, dengan senyap namun penuh keyakinan.

jika ada yang berpendapat nyinyir dengan berkata:
"mengapa minta maaf harus menunggu ramadhan" (lebih baik daripada tidak minta maaf sama sekali)
"bagiku bulan ramadhan sama saja dengan bulan yang lainnya" (tidak sama, karena bulan ini kita berpuasa dan bertaraweh dan bertadarus)

biarlah....
bagiku ramadhan tetap istimewa, maka aku akan menjadikan diriku istimewa dengan menjadikan ramadhan bulan yang istimewa.



No comments:

Post a Comment