20.6.10

selalu ada yang pertama


dalam hidup selalu ada yang pertama untuk segala hal. 
tangisan pertama bayi, langkah pertama, kata pertama, cinta pertama, ciuman pertama, sampai malam pertama....(dikosan sendirian setelah 17 tahun tidur di rumah hahaha)

bicara tentang pengalaman pertama, ada yang menarik untuk dituliskan. terutama karena yang pertama buat kita, belum tentu jadi yang pertama pula buat pihak lain. sehingga terkadang terjadi benturan nilai.

contohnya adalah sebagai berikut:

saat aku menikah, aku menyewa jasa WO. lucunya waktu lagi ngerias untuk pre wedding, itu ibu perias bilang gini....
"yah neng buat ibu mah ini teh pekerjaan hari-hari. tapi anehnya buat semua penganten ini teh pengalaman pertama dan berharap yang terakhir."
tuh,...kan. buat kita yang jadi penganten, hari pernikahan dan segala detailnya adalah saat yang paling sakral dan paling ditunggu. semuanya harus berjalan dengan sempurna sesuai rencana, karena ini adalah pengalaman pertama sekaligus diharapkan jadi yang terakhir. 
tapi bagi orang-orang yang bekerja di wedding organizer, hal itu adalah pekerjaan sehari-hari. sehingga mereka menganggapnya sebagai hal yang biasa, sebagai bagian dari rutinitas.

contoh berikutnya adalah ketika memasuki tahun ajaran baru. buat kami (aku) sebagai guru, tahun ajaran baru adalah bagian dari rutinitas kalender pendidikan yang lazim terjadi setiap tahun. tapi bagi para siswa dan orang tua, tahun ajaran baru bisa menjadi pengalaman pertama yang menyenangkan sekaligus menegangkan.
mulai dari memilih sekolah, mendaftar sekolah, sampai bingungnya kalau tidak diterima di sekolah yang diinginkan.

contoh lain lagi adalah ketika mengajar materi di kelas. bagi siswa, beberapa materi adalah baru. dan saat guru mengajarkannya di kelas, adalah menjadi saat dan pengalaman pertama mereka bersinggungan dengan materi tersebut. ada siswa yang langsung bisa mengerti dan memahami materi, tapi ada yang butuh waktu dan pendekatan lebih lama.
tapi bagi sang guru, mungkin ini adalah kali kesekian ratus nya dia mengajarkan materi yang sama meski di kelas yang berbeda. apalagi bagi guru yang telah mengajar sepanjang usiaku. tak heran jika di kelas kemudian terjadi benturan nilai. antara guru yang sudah sangat hapal dan mungkin bosan dengan materi yang diajarkan, dengan siswa yang masih penasaran karena baru kali ini belajar.

begitu pula ketika kita membuka rekening di bank.
bagi CS bank yang bersangkutan, kita adalah nasabah yang ke seribu limaratus duapuluh lima (lebay....) yang membuka rekening. tapi bagi kita, ini adalah kali pertama kita membuka rekening. dan layaknya kita sangat ingin dan berhak mendapatkan penjelasan sedetailnya dari mbak atau mas CS yang enak dipandang itu.
meskipun kita tahu, bagi para CS penjelasan terhadap nasabah baru adalah sebuah rutinitas yang bisa jadi membosankan.

dan masih banyak hal lainnya yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang menjadi pengalaman pertama bagi kita tapi sudah menjadi rutinitas bagi orang lain. 
yang menjadi masalah adalah ketika benturan nilai yang terjadi terlalu besar sehingga menimbulkan konflik. 
ketika dua pihak yang berkepentingan tidak bisa saling memahami tetapi malah saling minta dipahami. repot jadinya.

bayangkan jika seorang CS bank meminta nasabah baru untuk membaca sendiri petunjuk pembukaan rekening dengan alasan mulutnya sudah capek dan bosan menjelaskan hal yang sama selama 366 hari :)
kemungkinan pertama, nasabah tidak jadi buka rekening, dan kedua sang CS langsung di SP3.

begitupun ketika seorang guru mengajar di kelas tanpa semangat karena sudah seperempat abad membawakan materi yang sama, sampai hapal dengan titik koma dan halaman bukunya. padahal yang akan beliau hadapi di kelas adalah anak-anak cemerlang penuh semangat yang bersiap menerima ilmu pada hari pertamanya belajar.

maka disitulah letak pentingnya pemahan semua pihak. 
sangat sulit dan mustahil rasanya jika kita meminta alam memahami kita.
tidak semua hal yang pertama bagi kita, juga pertama bagi orang lain. begitupun sebaliknya, hal yang buat kita adalah rutinitas bisa menjadi pengalaman pertama bagi orang lain.

*cobalah untuk memahami orang lain, baru setelah itu kita tahu rasanya dipahami ...
-dwizan-



No comments:

Post a Comment