malam natal.
setelah lama ga posting karena sibuk menyantaikan diri, akhirnya aku tergugah untuk posting setelah seharian dibanjiri oleh kemeriahan menyambut natal esok pagi.
aku suka suasana natal. bagiku natal adalah kado, natal adalah pohon terang, natal adalah black forest, natal adalah fanta merah (maaf sebut merek hehehe).
yap, itulah pemaknaan natal bagiku hampir dua dekade yang lalu. waktu itu aku tumbuh di lingkungan yang sangat kental dengan toleransi agama.
aku bertetangga dengan tiga pangeran kecil, dan aku adalah satu-satunya putri cantik bagi mereka (narsis mode ON )
kami bersahabat dalam perbedaan yang ada. mereka adalah suku batak, mereka adalah nasrani yang taat. dan aku, aku orang jawa dan keluargaku muslim yang cukup taat.
kala itu, perbedaan yang ada menjadikan hari-hari kami begitu indah.
rumah mereka terletak tepat di depan rumahku. setiap natal tiba, aku dengan senang hati berkunjung ke rumah mereka, menikmati semua hal yang aku sebutkan di awal.
pada hari biasa, terkadang kami saling mengintip dari jendela ketika waktu tidur siang tiba karena mereka tidak bisa keluar rumah sampai tiba jam bermain sore. ibu tiga pangeran itu sangat disiplin, setiap hal pasti punya waktu dan porsi sendiri. sedangkan ibuku sangat fleksibel. aku bisa lakukan apapun, kapanpun, selama tidak merugikan dan menyakitkan.
kami sering makan dalam satu meja. dan kami berdoa sesuai yang diajarkan oleh guru agama masing-masing.
sering juga saat bermain bersama, kami bertukar ilmu. aku sekolah di TK Islam dan mereka sekolah di TK Bhayangkari.
saat itu aku bisa menyanyikan lagu malam kudus dengan baik, dan mereka bisa melafalkan alfatihah dengan lancar dan fasih.
aku tahu bahwa mereka pergi ke gereja untuk membaca alkitab dan sekolah minggu. dan mereka tahu bahwa aku pergi ke TPA dan setiap lepas maghrib aku pergi ke masjid untuk mengaji.
aku tahu tentang yohanes dan markus. mereka tahu tentang ayat kursi dan surat yasin.
karena perbedaan agama kami, maka dalam setahun kami merayakan banyak hal bersama.
bertukar kado saat natal, bertukar salam tempel saat lebaran, meniup terompet bersama saat tahun baru, mencari dan menghias telur-telur saat paskah, menyalakan damar pada sepuluh hari terakhir bulan ramadhan.
saat itu, rasanya perbedaan begitu indah dan membuat hidup penuh warna.
tidak ada kekhawatiran, dan tidak ada tuntutan untuk menjadikannya sama.
kami berbeda dan karena itu kami bersama.
sebagai manusia-manusia kecil yang sedang mengenal dunia, kami cukup beruntung bisa tumbuh dalam semua perbedaan yang ada.
perbedaan membuat kami bisa saling mengerti dan memahami.
"Jika ada dua orang yang sama, niscaya dunia ini terlalu sempit untuk mereka berdua."
-Kahlil Gibran_
*selamat natal edward, jose, dan irvan.
(terima kasih untuk tahun-tahun yang indah)