15.7.10

menangislah.....

lelaki tidak boleh menangis.
really?????
how naive, how pathetic...

menangis adalah bahasa universal yang bisa dilakukan oleh semua orang di dunia. tak peduli bangsa mana, berapa usianya, miskin ataupun kaya.
sering kali mendengar ucapan orang tua untuk anak lelakinya, jangan menangis nak, lelaki harus tegar, jangan cengeng. seolah air mata adalah hal tabu bagi kaum maskulin.

padahal menurutku menangis tidak mengurangi maskulinitas seseorang. menangis pada saat sedih, saat takut, saat cemas, ataupun saat bahagia adalah sehat secara psikologis. 
menangis bisa mengurangi beban dan tekanan yang sedang dihadapi pada saat-saat tertentu, tak peduli dia lelaki atau wanita.

menangislah bila perlu, karena menangis adalah manusiawi.
jika menangis memang tabu bagi lelaki, maka kita harus belajar, membuka mata dari ajang piala dunia.
ya, piala dunia yang notabene adalah kompetisi maskulin justru menghadirkan banyak adegan tangis.
di lapangan yang dipenuhi oleh lelaki, tak jarang kita melihat beberapa dintaranya yang menangis pada saat wasit meniup peluit panjang.

beberapa pesepak bola top dunia terlihat meneteskan air mata di lapangan. lihatlah bagaimana Luis Suarez menangis setelah di kartu merah karena menghalau bola dengan tangan. Lionel Messi menangis dipelukan Diego Mardona setelah gagal melaju ke semifinal. Assamoah Gyan tak kuasa menahan kecewa dan menangis karena gagal melakukan penalti pada menit terakhir laga penentuan Ghana. Wesley Sneijder pun menangis saat Belanda gagal menjadi juara piala dunia. dan hampir semua pemain Itali dan Brazil menangis saat harus pulang tanpa gelar.

"Any man who isn't afraid to cry in front of others is sure enough of himself to always show his true feelings and has the potential to be upfront and honest in his relationships."

just let the tears flow. no afraid. no offense. it's human.

jadi, kawanku yang maskulin, yang merasa dirinya adalah pejantan tangguh,
masih malukah untuk menangis???
jika kau merasa sangat jantan dan ingin menjaga citra itu, mulailah menangis dan berhentilah merokok!!!!!
(^.^)


-dwizan-

11.7.10

so, you call it quits????????

Rant to whom it may concern

so you think being married is a job??????
when things aren't going so well 
you call it Q.U.I.T.S
and find another one!!!!?????#@#**!!!!

PLEASE...............deh..........




 p.s
inspired by the increasing divorce rate.



still married, are you???
-dwizan-

first and last

 tomorrow is......................

the last day of world cup 2010
the first day of new academic year 2010/2011
YAY!!!!!!
i hate love monday
 bubye Zakumi!!!!!
 hi freshmen!!!!

waka waka e..e....


4.7.10

3 idiots

okay...satu lagi film yang baru aku tonton di masa liburan ini.
film india tepatnya.

ini adalah film hollywood kedua yang aku tonton yang temanya bukan cinta melulu....
sebelum film ini, aku selalu menikmati bintang bollywood dan nyayiannya dalam film-film yang bertema cinta, sebut saja kuch-kuch hota hai, kal ho na ho, kabhi kushi kabhi gham, chalte chalte, dan kabhi al vida na kehna.

aku adalah penikmat film, dalam genre apapun, dari negara manapun. tapi yang sering dan paling suka ditonton adalah produksi Hollywood genre romantic comedy and drama. yang hampir selalu berhasil membuatku terbahak dan termehek hehehe

kembali fokus pada film yang baru saja aku tonton ini, 3 idiots. aku tidak tertarik dengan judulnya. makanya walaupun film ini sudah di review dan dirilis dari desember 2009, aku baru menontonnya hari ini.
judulnya yang kalau diartikan menjadi tiga orang bodoh, membuatku membayangkan bahwa sepanjang film akan diisi dengan tindakan-tindakan konyol dari para tokohnya, nyayian dan goyangan konyol khas film india, apalagi durasinya 3 jam. ohhh BIG NO NO.....

tapi setelah menonton, semua bayangan jahat dan buruk tentang betapa idiotnya film ini menguap.
aku justru mendapati ide cermerlang tentang sekolah dan pendidikan.
film ini dibuat berdasarkan novel dengan judul "five point someone" oleh Chetan Bhagat.
tapi sang sutradara Rajkumar Hirani mengubah nama dan atribut para tokohnya. Secara garis besar film dan bukunya terasa berbeda, karena plot dari buku dimodifikasi untuk kesesuaian dengan plot film.

film ini bercerita tentang tiga mahasiswa universitas teknik terkemuka yaitu ICE. tapi dalam perjalanan kuliahnya, mereka menemukan bahwa diperguruan tinggi terbaik pun banyak ditemui uninspiring teacher, rigid teaching method, yang tidak memberikan kesempatan para mahasiswa untuk berkembang.
semuanya harus patuh pada aturan kampus, semuanya hanya terfokus pada cara mendapatkan nilai yang bagus agar dapat bekerja di perusahaan besar dan menjadi sukses secara materi. 
di dalam kelas tidak ada kesempatan bagi para mahasiswa untuk berdiskusi tentang ilmu yang mereka pelajari, semuanya harus terfokus pada buku teks yang dipakai. bahkan saking ketatnya peraturan kampus, ada mahasiswa yang mati bunuh diri karena tidak lulus. 
tiga tokoh utama dalam film ini digambarkan sebagi kaum pembaharu yang ingin mengubah sistem universitas yang kaku. meski dalam perjalanannya mereka harus menghadapi banyak rintangan, hingga nyaris dikeluarkan dari kampus dan salah satunya nyaris mati bunuh diri.
dalam perkembangan plotnya, film ini sebenarnya menghadirkan kisah klasik yang terjadi pada masyarakat kebanyakan.
tuntutan untuk sekolah agar menjadi orang sukses, agar bisa mengubah yang miskin menjadi kaya. (digambarkan oleh tokoh raju rastogi yang kuliah dijurusan teknik untuk mengangkat keluarganya dari kemiskinan)
anggapan stereotip tentang profesi tertentu yang lebih menjanjikan dibanding profesi yang lain. (digambarkan oleh tokoh farhan yang dipaksa untuk kuliah dijurusan teknik karena sang ayah tidak suka dia menjadi fotografer dengan penghasilan rendah)

seperti film bollywood kebanyakan, dalam film ini akan dijumpai tarian dan nyayian. juga ada beberapa adegan yang terlalu didramatisir bahkan cenderung lebay. ada juga bumbu tentang cinta dan happy ending khas film india. 

yang paling membuat film ini berkesan adalah salah satu tokoh central dalam film ini  (rancho) mengatakan bahwa kita tidak harus mengejar sukses tapi harus menjadi unggul, karena kesuksesan akan datang menghampiri orang yang unggul. 
juga anggapan bahwa kesuksesan bukan hanya melulu materi. karena itu dalam bekerja atau memilih pekerjaan, kita harus memilih dan melakukan yang kita suka agar kita bahagia. 
belajar bukan hanya untuk mendapatkan nilai dan gelar insinyur tetapi untuk mendapatkan pengetahuan.  
sebuah pemikiran dan prinsip yang patut untuk dicontoh. terutama karena dalam dunia pendidikan yang aku geluti, banyak siswa ataupun guru yang lebih menekankan pada perbaikan nilai akademik, daripada fokus pada perkembangan kognitif pengetahuan maupun pengembangan diri dan sikap.
yup, ternyata 3 idoits are not idiot at all, they are brilliant :)

xoxoxo
dwizan



2.7.10

be thankful 3

 
what happens in heaven 
 
I dreamt that I went to Heaven and an angel was showing me around. We walked side-by-side inside a large workroom filled with angels.

My angel guide stopped in front of the first section and said, 'This is the Receiving Section. Here, all petitions to Allah (SWT) said in prayer are received.'

I looked around in this area, and it was terribly busy with so many angels sorting out petitions written on voluminous paper sheets and scraps from people all over the world.

Then we moved on down a long corridor until we reached the second section.
The angel then said to me, 'This is the Packaging and Delivery Section. Here, the graces and blessings the people asked for are processed and delivered to the living persons who asked for them.'

I noticed again how busy it was there. There were many angels working hard at that station, since so many blessings had been requested and were being packaged for delivery to Earth.

Finally at the farthest end of the long corridor we stopped at the Door of a very small station to my great surprise, only one angel was seated there, idly doing nothing.
'This is the Acknowledgment Section,' my angel friend quietly admitted to me. He seemed embarrassed 'How is it that there is no work going on here?' I asked.
'So sad,' the angel sighed. 'After people receive the blessings that they asked For, very few send back acknowledgments.'
And when affliction touches a man, he calls on Us, whether lying on his side or sitting or standing; but when We remove his affliction from him, he passes on as though he had never called on Us on account of an affliction that touched him; Noble Qur'an (10:12)
'How does one acknowledge Allah's (SWT) blessings?' I asked.
'Simple,' the angel answered. Just say, 'Thank you, Allah (SWT).'
'What blessings should they acknowledge?' I asked.

'If you have food in the refrigerator, clothes on your back, a roof overhead and a place to sleep you are richer than 75% of this world. If you have money in the bank, in your wallet, and spare change in a dish, you are among the top 8% of the worlds wealthy.'

'And if you get this on your own computer, you are part of the 1% in the world who has that opportunity.'
Also ...

'If you woke up this morning with more health than illness ... You are more blessed than the many who will not even survive this day.'

'If you have never experienced the fear in battle, the loneliness of imprisonment, the agony of torture, or the pangs of starvation ... You are ahead of 700 million people in the world.'

'If you can attend a Mosque without the fear of harassment, arrest, torture or death you are envied by, and more blessed than, three billion people in the world.'

'If your parents are still alive and still married ... you are very rare.'

'If you can hold your head up and smile, you are not the norm, you're unique to all those in doubt and despair.'

Ok, what now? How can I start?
Have a good day, count your blessings, and if you want, pass this along to remind everyone else how blessed we all are.
Acknowledgment Section: 'Thank you Allah (SWT), for giving me the ability to share this message and for giving me so many wonderful people to share it with.

source:
http://www.ezsoftech.com/stories/mis30.asp

a brother like that

when we heard of someone getting prizes, so often we wish that we are that someone.
but this story teach us, how we could be happier if we wish that we are the one giving prizes not the one getting prizes.


========================================================================
Shuaib received an automobile from his brother as an Eid present. On Eid day when Shuaib came out of his house, a street urchin was walking around the shiny new car, admiring it. "Is this your car, Uncle?" he asked. Shuaib nodded. "My brother gave it to me for Eid." The boy was astounded.

"You mean your brother gave it to you and it didn't cost you nothing? Boy, I wish..." He hesitated. Of course Shuaib knew what he was going to wish for. He was going to wish he had a brother like that. But what the lad said jarred Shuaib all the way down to his heels. "I wish," the boy went on, "that I could be a brother like that." Shuaib looked at the boy in astonishment, then impulsively he added, "Would you like to take a ride in my automobile?" "Oh yes, I'd love that."

After a short ride, the boy turned and with his eyes aglow, said, "Uncle, would you mind driving in front of my house?" Shuaib smiled a little. He thought he knew what the lad wanted. He wanted to show his neighbors that he could ride home in a big automobile. But Shuaib was wrong again. "Will you stop where those two steps are?" the boy asked. He ran up the steps. Then in a little while Shuaib heard him coming back, but he was not coming fast. He was carrying his little crippled brother. He sat him down on the bottom step, then sort of squeezed up against him and pointed to the car.

"There it is, little brother, just like I told you upstairs. His brother gave it to him for Eid and it didn't cost him a penny. And some day I'm gonna give you one just like it...then you can see for yourself all the pretty things in the Shop windows that I've been trying to tell you about."

Shuaib got out and lifted the boy to the front seat of his car. The shining-eyed older brother climbed in beside him and the three of them began a memorable ride.
 
That Eid, Shuaib learned what the RasulAllah (salAllahu alayhi wasalam) meant when he had said: "love for your brother what you love for yourself".
=========================================================================

*to receive is delightful but to give is even more delightful........

-dwizan-

be thankful 2

 
Be thankful that you don't already have everything you desire.
If you did, what would there be to look forward to?
Be thankful when you don't know something,
for it gives you the opportunity to learn.

Be thankful for the difficult times.
During those times you grow.
Be thankful for your limitations,
because they give you opportunities for improvement.
Be thankful for each new challenge,
because it will build your strength and character.


Be thankful for your mistakes. They will teach you valuable lessons.
Be thankful when you're tired and weary,
because it means you've made a difference.


It's easy to be thankful for the good things.
A life of rich fulfillment comes to those who
are also thankful for the setbacks.
Gratitude can turn a negative into a positive.
Find a way to be thankful for your troubles,
and they can become your blessings.

 
 

pantaskah?

berhentilah meratapi diri yang merasa hanya pantas sebagai bawahan bukan pimpinan.
berhentilah merutuki nasib sebagai orang yang tidak pantas meraih kebahagiaan dan kesuksesan.
sekiranya itulah pemahaman yang aku dapat dari status FB mario teguh pagi ini.

setiap manusia memang berhak dan pantas untuk berhasil, untuk menjadi pemimpin, untuk meraih impian tertinggi.
namun tidak tanpa usaha.
yang utama adalah dengan memantaskan diri. membuat diri kita pantas berhasil, membuat diri kita pantas menjadi pemimpin.

selama ini kita belum berhasil, kemungkinan besar adalah karena kita tidak melakukan hal-hal yang membuat kita pantas untuk berhasil. banyak hal yang telah kita lakukan malah membuat kita menjadi orang yang pantas gagal.

kita ingin pantas menjadi pemimpin, padahal kelakuan kita sehari-hari hanya pantas untuk bawahan. kita bahkan belum pantas untuk memimpin diri sendiri, sesuatu yang menjadi keharusan sebelum kita bisa memimpin orang lain.

hanya pemenang yang mendapat piala. jika ingin menang, berlatihlan, berusalah, dan bertindaklah selayaknya pemenang, hingga kita pantas menjadi pemenang dan mendapat piala.

saat ini, begitu banyak manusia yang merasa pantas menjadi pemimpin bagi manusia lain. padahal mereka sama sekali tidak berusaha membuat diri mereka pantas untuk dijadikan pemimpin.
ketika keinginan untuk menjadi pimpinan ditolak oleh para calon bawahannya, yang dilakukan adalah memarahi, memaki, menyalahkan para calon bawahan itu.
seharusnya para calon pemimpin itu bercermin dan mengoreksi diri. mengapa mereka dianggap tidak pantas menjadi pimpinan. 
seharusnya penolakan itu dijadikan ukuran untuk memperbaiki diri, meningkatkan kualitas sehingga dia pantas menjadi pemimpin sejati.

seorang imam yang setiap tiba gilirannya untuk megimami di masjid, mendapati jumlah jamaahnya berkurang dibandingkan dengan imam yang lain, seharusnya tidak malah menyalahkan para jamaah. menganggap mereka malas, menganggap mereka memilih-milih imam dalam beribadah.
meski mungkin anggapan itu benar, namun akan lebih benar jika sang imam kemudian menggunakan kenyataan itu sebagai tolok ukur kepantasan dirinya sebagai imam. 
mungkin saja dia tidak mengimami dengan tulus, sehingga jamaah tidak merasakan kekhusyuan dalam shalatnya. atau mungkin bacaan ayat sang imam yang itu-itu saja sehingga membuat jamaah merasa bosan. atau mungkin bacaan sang imam yang kurang tartil.
jadi, daripada sibuk manyalahkan orang lain, lebih baik dia gunakan waktunya untuk memperbaiki diri. bagaimanapun, para jamaah berhak mendapatkan pemimpin yang baik dalam ibadahnya.
pun demikian para calon pemimpin daerah yang tidak menang dalam pilkada, atau para calon ketua KPK yang tidak lolos seleksi.
daripada sibuk berdemo, sibuk membuat aduan-aduan hukum, sibuk mencari-cari celah panitia pemilihan, lebih baik menggunakan waktu, tenaga, dan hartanya untuk memperbaiki diri, untuk membuat diri mereka pantas sebagai pemimpin di masa depan.


"setiap kita memang pantas berhasil dan pantas menjadi pemimpin, tetapi untuk itu kita harus berusaha sekuat tenaga untuk memantaskan diri menjadi berhasil dan menjadi pemimpin."


sudah pantaskah anda berhasil?

-dwizan-